Selasa, 22 Desember 2015

Hewan (Mamalia) Indonesia dalam Daftar CITES Apendiks I


Hewan-hewan Indonesia dalam daftar CITES Apendiks I tidak sedikit. Hewan-hewan Indonesia yang masuk daftar CITES Apendiks I mencapai 84 spesies. Dan dari 84 hewan yang termasuk dalam daftar CITES Apendiks I tersebut 45 diantaranya merupakan hewan dari kelas mammalia.
Apendiks CITES adalah daftar spesies (binatang dan tumbuhan) yang perdagangannya perlu diawasi sehingga negara-negara anggota setuju untuk membatasi perdagangan dan menghentikan eksploitasi terhadap spesies yang terancam punah. Hewan dan tumbuhan itu oleh CITES dikategorikan dalam tiga tingkatan yang disebut Apendiks.
Ke-3 Apendiks CITES tersebut, yaitu Apendiks I, Apendiks II, dan Apendiks III. Apendiks I adalah daftar seluruh spesies tumbuhan dan satwa liar yang dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional. Sedangkan Apendiks II merupakan daftar spesies yang tidak terancam kepunahan, tapi mungkin terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan.
ADVERTISEMENT
Dan Apendiks III merupakan daftar spesies tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi di negara tertentu dalam batas-batas kawasan habitatnya, dan suatu saat peringkatnya bisa dinaikkan ke dalam Apendiks II atau Apendiks I. Penjelasan selengkapnya tentang CITES dan Apendiks CITES baca: Mengenal CITES dan Apendiks CITES.
Daftar Mamalia Indonesia dalam Apendiks I. Kali ini Alamendah akan membagikan daftar hewan-hewan dari kelas mammalia yang telah dimasukkan dalam daftar Apendiks I. Karena itu binatang-binatang ini dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional.
Berikut daftar hewan mammalia Indonesia yang termasuk dalam daftar Apendiks I. (Nama umum Indonesia diikuti nama latin)
  • KukangNycticebus coucang (Boddaert, 1785)
  • BekantanNasalis larvatus (Wurmb, 1787)
  • Langur mentawai – Presbytis potenziani (Bonaparte, 1856)
  • Monyet ekor babiSimias concolor Miller, 1903
  • Gibbon Kalimantan (White-bearded Gibbon) – Hylobates agilis F. Cuvier, 1821
  • Owa atau Kalawet – Hylobates albibarbis Lyon, 1911
  • Siamang – Hylobates klossii (Miller, 1903)
  • Wau-wau atau Lar gibbon – Hylobates lar(Linnaeus, 1771)
    Owa jawa
    Owa jawa
  • Owa jawaHylobates moloch (Audebert, 1798)
  • Owa-owa – Hylobates muelleri Martin, 1841
  • SiamangSymphalangus syndactylus (Raffles, 1821)
  • Orangutan sumateraPongo abelii Lesson, 1827
  • Orangutan kalimantanPongo pygmaeus (Linnaeus, 1760)
  • PesutOrcaella brevirostris (Owen in Gray, 1866)
  • Lumba-lumba putih China – Sousa chinensis (Osbeck, 1765)
  • Beruang maduHelarctos malayanus (Raffles, 1821)
  • Kucing emas asiaCatopuma temminckii(Vigors & Horsfield, 1827)
    Macan Dahan
    Macan dahan
  • Macan dahanNeofelis nebulosa (Griffith, 1821)
  • Macan tutulPanthera pardus (Linnaeus, 1758)
  • HarimauPanthera tigris (Linnaeus, 1758)
  • Kucing batuPardofelis marmorata (Martin, 1837)
  • Kucing hutanPrionailurus bengalensis (Kerr, 1792)
  • Kucing hutan kepala datar – Prionailurus planiceps (Vigors & Horsfield , 1827)
  • Tapir asiaTapirus indicus Desmarest, 1819
  • Badak sumateraDicerorhinus sumatrensis (G. Fischer, 1814)
  • Badak jawaRhinoceros sondaicus Desmarest, 1822
  • BabirusaBabyrousa babyrussa (Linnaeus, 1758)
  • Babirusa – Babyrousa bolabatuensis Hoojer, 1950
  • Babirusa – Babyrousa celebensis (Deninger, 1909)
  • Babirusa – Babyrousa togeanensis (Sody, 1949)
  • Rusa BaweanAxis kuhlii (Temminck, 1836)
  • Anoa dataran rendahBubalus depressicornis (C. H. Smith, 1827)
  • Anoa pegunungan – Bubalus quarlesi(Ouwens, 1910)
    Kambing hutan sumatera
    Kambing hutan sumatera
  • Kambing hutanCapricornis sumatraensis (Bechstein, 1799)
  • Paus Sperma – Physeter macrocephalus Linnaeus, 1758
  • Paus minke utara – Balaenoptera acutorostrata Lacépède, 1804
  • Paus minke selatan – Balaenoptera borealis Lesson, 1828
  • Paus biru – Balaenoptera musculus (Linnaeus, 1758)
  • Paus sirip – Balaenoptera physalus (Linnaeus, 1758)
  • Paus bungkuk – Megaptera novaeangliae (Borowski, 1781)
  • DuyungDugong dugon (P. L. S. Müller, 1776)
  • Lumba-lumba tanpa sirip (Finless Porpoise) – Neophocaena phocaenoides (G. Cuvier, 1829)
  • Paus bryde kerdil – Balaenoptera edeni Anderson, 1879
  • Lutra – Lutra lutra (Linnaeus, 1758)
  • Gajah sumateraElephas maximus Linnaeus, 1758
Untuk daftar hewan dari kelas burung (aves) dan daftar hewan dari kelas reptil yang terdaftar dalam CITES Apendiks I akan saya sampaikan pada kesempatan lainnya. Demikian juga dengan daftar tumbuhan yang masuk daftar CITES Apendiks I. Kedepannya juga akan saya lengkapi dengan daftar Apendiks II dan III.

Daftar Reptil Paling Langka di Indonesia


Daftar reptil paling langka di Indonesia didasarkan atas daftar spesies reptil langka dengan status Critically Endangered (Kritis) IUCN Redlist. Status Critically Endangered (Kritis) merupakan status dengan tingkat keterancaman paling tinggi sebelum dinyatakan punah. Dari daftar ini terdapat 7 spesies (jenis) reptil di Indonesia yang dinyatakan sebagai reptil paling langka di Indonesia.
Langsung saja inilah daftar nama reptil paling langka di Indonesia yang dilengkapi dengan gambar dan penjelasannya.
Daftar Reptil Langka Indonesia dengan status Critically Endangered. Status Critically Endangered (Kritis) merupakan status dengan tingkat keterancaman paling tinggi. Berikut nama spesies reptilia di Indonesia dengan status konservasi Critically Endangered:
  • Buaya Siam (Crocodylus siamensis). Buaya siam atau Siamese Crocodile tersebar di Cambodia, Indonesia (Jawa, Kalimantan), Malaysia, Vietnam, dan Thailand. Terdaftar dalam CITES Apendik I dan termasuk satwa yang dilindungi di Indonesia.
    Buaya Siam (Crocodylus siamensis)
    Buaya Siam (Crocodylus siamensis)
  • Kura-kura Hutan Sulawesi (Leucocephalon yuwonoi). Kura-kura hutan sulawesi atau kura-kura paruh betet sulawesi atau Sulawesi Forest Turtle adalah jenis kura-kura darat endemik Sulawesi. Meskipun terdaftar dalam CITES Apendik II namun sayang tidak termasuk satwa yang dilindungi di Indonesia.
    Kura-kura Hutan Sulawesi (Leucocephalon yuwonoi)
    Kura-kura Hutan Sulawesi (Leucocephalon yuwonoi)
  • Kura-kura Rote (Chelodina mccordi). Kura-kura rote atau Roti Island Snake-necked Turtle merupakan hewan endemikpulau Rote. Meskipun terdaftar dalam CITES Apendik II namun sayang tidak termasuk satwa yang dilindungi di Indonesia.
    Kura-kura Rote
    Kura-kura Rote (Chelodina mccordi)
  • Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea). Penyu belimbing atau Leatherback sea turtle adalah jenis penyu laut yang mempunyai daerah sebaran sangat luas. Terdaftar dalam CITES Apendik I dan termasuk satwa yang dilindungi di Indonesia.
    Penyu Belimbing
    Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea)
  • Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata). Penyu sisik atau Hawksbill Turtle adalah jenis penyu laut. Terdaftar dalam CITES Apendik I dan termasuk satwa yang dilindungi di Indonesia.
    Penyu Sisik
    Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata)
  • Tuntong (Batagur baska). Tuntong atau Four-toed Terrapin atau River Terrapin adalah spesies kura-kura yang tersebar di Bangladesh, Kambodia, India, Malaysia, dan Indonesia (Sumatera). Di Myanmar, Singapura, Thailand, dan Vietnam tuntong telah dinyatakan punah. Di Indonesia termasuk hewan yang dilindungi. Terdaftar sebagai CITESApendik I.
    Tuntong (Batagur baska)
    Tuntong (Batagur baska)
  • Tuntong laut (Batagur borneoensis). Tuntong laut atau Three-striped Batagur atau Saw-jawed Terrapin merupakan spesies kura-kura langka yang tersebar di Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Terdaftar dalam CITES Apendik II namun sayang tidak termasuk satwa yang dilindungi di Indonesia.
    Tuntong Laut (Batagur borneoensis)
    Tuntong Laut (Batagur borneoensis)
ADVERTISEMENT
Selain 7 jenis reptil langka dengan status Critically Endangered (Kritis) itu masih terdapat 10 jenis reptil langka dengan status Endangered (Terancam), dan 14 spesies reptil langka Indonesia yang berstatus Vulnerable (Rentan).
Sayangnya, 3 dari 7 hewan reptil langka tersebut luput dari perlindungan hukum di Indonesia. Ketiga jenis reptil langka yang belum terdaftar dalam satwa yang dilindungi di Indonesia sebagaimana lampiran PP No 7 Tahun 1999 adalah Tuntong laut (Batagur borneoensis), Kura-kura Rote (Chelodina mccordi), dan Kura-kura Hutan Sulawesi (Leucocephalon yuwonoi).
Dilindungi saja masih banyak diburu hingga terancam punah apalagi jika tidak dilindungi?.